Penulis: Alwi Atma Ardhana

Pada Awalnya Adalah Alegori

Terdapat dua langkah untuk menjangkau beauty. Pertama, mendalami teks (karya). Kita harus memahami apa yang kita hadapi. Kedua, dari apa yang kita dapati dari karya tersebut kita kemudian masuk ke dalam diri dan menyatukan diri dengan karya tersebut; mengubah diri dari seer jadi seen. Dengan begitu, baru kita dapat mendapatkan penglihatan (vision). Lebih jauh, sedikit kembali ke atas, melihat-ke-dalam-diri ini saya pikir terkait erat dengan konsep emanasi dan arketip milik Plotinus sendiri. Manusia dapat melihat yang-divine di dirinya karena memang ia diciptakan dengan sebagian dari yang-divine.

Baca lebih lajut

Plato dan Awal Mula (Karya) Sastra Sebagai Bahan ‘Gosip’

Apa saja kah warisan Plato yang masih mempengaruhi kita hingga saat ini? Yang pertama adalah klaim bahwa filsafat dan sastra memiliki ranah yang berbeda. Mungkin dalam pembedaan Plato tersebut sastra diletakkan di bawah filsafat akan tetapi, seberapapun rendahnya, sastra di titik tersebut tetap dianggap sebagai sebuah tradisi tersendiri dengan logika tersendiri. Ia pun dapat dikaji dengan beberapa sudut pandang seperti sosial dan politik sebagaimana dicontohkan sendiri oleh Plato.

Baca lebih lajut

Apa itu Kritik Sastra?

Melalui pemaparan historis istilah dan perkembangan konsep kritik sastra di atas, secara singkat, kritik sastra dapat disimpulkan sebagai tindakan personal (para kritikus sastra) guna menilai (memberi penghormatan) pada para pengarang dan karya-karyanya, dan sebagai hasilnya terciptalah (beragam) tradisi sastra kanon.

Baca lebih lajut