Tag: Ars Poetica

Sastra dan Logika Ibnu Rushd

Dalam sanggahannya, Rushd antara lain meyakinkan bahwa teks kitab suci sebagai pedoman utama kebenaran agama tertuang dalam kualitas puitis dan retoris yang sangat tinggi, sementara filsafat merupakan jalan untuk mampu menghasilkan kebenaran yang rasional dan bisa diterima oleh akal pikiran manusia. Sehingga pemahaman rasional dan filosofis tersebut justru akan membantu kita dalam mengungkap dan menjelaskan kebenaran agama. Kesadaran akan kualitas teks kitab suci ini mengarahkan Rushd pada pentingnya kajian sastra demi menginterpretasinya dan menjelaskan kebenaran. Dalam konteks itulah gagasan kritis Aristoteles menjadi pijakan utama bagi kerja kritis Rushd.

Baca lebih lajut

Ambivalensi Horace

Adapun tawaran Horace meliputi: (1) relasi penulis dengan karya, pengetahuannya tentang tradisi, dan kemampuannya sendiri; (2) karakteristik Ars Poetica sebagai struktur verbal meliputi kesatuan (unity), kesopanan/kepantasan (propriety), dan penyusunan (arrangement); (3) fungsi moral dan sosial sebuah karya, seperti mengembangkan kebijaksanaan, memberikan contoh moral melalui karakter, mengembangkan nilai sipil dan sensibilitas, sekaligus menyediakan kenikmatan untuk pembaca: (4) kontribusi pembaca (audience) pada komposisi karya, baik sebagai seni maupun komoditas; (5) kesadaran akan sejarah sastra dan perubahan bahasa dan genre.

Baca lebih lajut
Pemuatan