Retorika Romawi: Panggung Masyarakat Kali Pertama

Dengan kata lain, filsafat dan retorika memiliki jalan yang berbeda ketika berhadapan dengan konsep kebenaran. Kebenaran retorik, meskipun harus didukung juga oleh filsafat dan ilmu pengetahuan, pada akhirnya tetap berada di tangan audiens sebagai hakim utamanya. Sementara audiens—atau saat ini bisa kita sebut sebagai masyarakat apresiator—yang memiliki kuasa besar untuk menilai kualitas orasi atau seorang orator juga tidak bisa terlepas dari konteks ruang dan waktunya. Maka kebenaran retorik itu pun bersifat kultural dan dengan demikian sangat relatif.

Baca lebih lajut