Bulan: Maret 2020

Tradisi Retorika Yunani: Kisah Bentuk Berbicara yang Abadi

Yang menarik dan harus dicatat, pada masa itu retorika masih digolongkan menjadi sebuah seni yang berdiri sendiri dan memiliki aturan-aturannya sendiri. Sebagai sebuah seni, para pengajarnya, atau yang disebut sophist, memberikan aturan-aturan penting seperti: pengaturan konten, pengaturan wicara-teks yang teratur, gaya (penggunaan bentuk kiasan atau metafora), kemudahan untuk diingat, dan cara penyampaian. Peran para sophist ini menjadi penting seiring dengan vitalnya retorika bagi legitimasi kekuasaan. Dengan kata lain, retorika menjadi instrumen untuk memberikan definisi kebenaran, kepribadian, dan moralitas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat oleh penguasa.

Baca lebih lajut

Jalan Tengah Aristoteles

Pengaruh besar Aristoteles tersebut tentunya turut membangun tradisi kritik sastra pada masanya. Dengan adanya standar-standar (baik-buruk) yang disusun oleh Aristoteles, dimungkinkan adanya metode kritik yang lebih evaluatif atas karya sastra. Tidak hanya semata-mata menilai karya itu memiliki fungsi didaktis atau tidak, seperti yang dilakukan Plato. Rumusan standar penilaian oleh Aristoteles itu membuka peluang untuk menciptakan kritik yang lebih terukur dan punya dasar yang jelas.

Baca lebih lajut

Plato dan Awal Mula (Karya) Sastra Sebagai Bahan ‘Gosip’

Apa saja kah warisan Plato yang masih mempengaruhi kita hingga saat ini? Yang pertama adalah klaim bahwa filsafat dan sastra memiliki ranah yang berbeda. Mungkin dalam pembedaan Plato tersebut sastra diletakkan di bawah filsafat akan tetapi, seberapapun rendahnya, sastra di titik tersebut tetap dianggap sebagai sebuah tradisi tersendiri dengan logika tersendiri. Ia pun dapat dikaji dengan beberapa sudut pandang seperti sosial dan politik sebagaimana dicontohkan sendiri oleh Plato.

Baca lebih lajut

Apa itu Kritik Sastra?

Melalui pemaparan historis istilah dan perkembangan konsep kritik sastra di atas, secara singkat, kritik sastra dapat disimpulkan sebagai tindakan personal (para kritikus sastra) guna menilai (memberi penghormatan) pada para pengarang dan karya-karyanya, dan sebagai hasilnya terciptalah (beragam) tradisi sastra kanon.

Baca lebih lajut

Desa adalah Ruang Aktual dan Dinamis

Ulid menghadirkan individu-individu yang bisa menjaga harmoni dengan desa [tidak terjebak dalam narasi ‘bentrokan kebudayaan’ tradisional vs modern dan desa vs kota], menyajikan kemampuan masyarakat desa menghadapi perubahan [dengan meratapi kehilangan sekaligus merayakan perubahan dan keberhasilan], dan secara umum menunjukkan dinamisnya desa dan kehidupan masyarakatnya.

Baca lebih lajut
  • 1
  • 2