Penulis: Georgius Benardi Darumukti

Melindungi Sastra dan Sang Ratu

Kritik De Pisan terhadap para pemikir di masa-masa sebelumnya, dari masa pagan hingga melewati era Kristianitas, dituliskan dalam karyanya yang paling besar berjudul The Book of the City of Ladies (1405). Karya ini mendapat sejumlah pengaruh, seperti dari Boccacio melalui karya berjudul Concerning Famous Women (1361), pengajaran linguistik dan alegoris Quintilian, St. Agustinus (bukunya City of God ditiru De Pisan), Hugh St. Victor, maupun Dante. Sejalan dengan Boccacio yang menghadirkan kembali mitos-mitos lama, karya ini menggambarkan usaha De Pisan dalam menuliskan ulang sejarah wanita melalui penghadiran kembali nama-nama tokoh perempuan dalam sejarah, baik pemikir maupun tokoh mitologis. Ia menarungkan berbagai nama, yakni nama yang menggambarkan wanita secara negatif, dengan nama yang dijadikan alegori kebesaran posisi wanita.

Baca lebih lajut

Tradisi Retorika Yunani: Kisah Bentuk Berbicara yang Abadi

Yang menarik dan harus dicatat, pada masa itu retorika masih digolongkan menjadi sebuah seni yang berdiri sendiri dan memiliki aturan-aturannya sendiri. Sebagai sebuah seni, para pengajarnya, atau yang disebut sophist, memberikan aturan-aturan penting seperti: pengaturan konten, pengaturan wicara-teks yang teratur, gaya (penggunaan bentuk kiasan atau metafora), kemudahan untuk diingat, dan cara penyampaian. Peran para sophist ini menjadi penting seiring dengan vitalnya retorika bagi legitimasi kekuasaan. Dengan kata lain, retorika menjadi instrumen untuk memberikan definisi kebenaran, kepribadian, dan moralitas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat oleh penguasa.

Baca lebih lajut