Tag: Yunani

Vernakularisme Penyair Prancis

Kerja Du Bellay dan Ronsard dalam upaya memajukan bahasa vernakular mereka menunjukkan bahwa bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan politik bangsanya. Inferioritas Prancis di hadapan Yunani klasik dan Romawi dapat diredakan salah satunya dengan punya kedaulatan untuk menggunakan bahasa vernakular mereka sendiri dan melahirkan karya-karya besar dalam bahasa itu. Dengan demikian, mereka bisa punya pengaruh yang besar pula dalam medan politik dan kebudayaannya.

Baca lebih lajut

Nilai Kritik Sastra Kuno

Melalui Kritik Sastra Kuno (dari Plato [429-347 SM] hingga ‘Servius’ [abad ke-4 Masehi] atau bahkan Santo Agustinus [354-430 M], kita diajak untuk memahami lagi sebuah karya sastra sebagai ekspresi literer dari seorang pengarang yang bergulat dengan tradisi sastra yang ada maupun lingkungan sosialnya. Atau, dengan kata lain, sebuah karya sastra tetaplah sebuah karya individual meski ia merupakan produk budaya seperti juga produk-produk seni lainnya.

Baca lebih lajut

Tradisi Retorika Yunani: Kisah Bentuk Berbicara yang Abadi

Yang menarik dan harus dicatat, pada masa itu retorika masih digolongkan menjadi sebuah seni yang berdiri sendiri dan memiliki aturan-aturannya sendiri. Sebagai sebuah seni, para pengajarnya, atau yang disebut sophist, memberikan aturan-aturan penting seperti: pengaturan konten, pengaturan wicara-teks yang teratur, gaya (penggunaan bentuk kiasan atau metafora), kemudahan untuk diingat, dan cara penyampaian. Peran para sophist ini menjadi penting seiring dengan vitalnya retorika bagi legitimasi kekuasaan. Dengan kata lain, retorika menjadi instrumen untuk memberikan definisi kebenaran, kepribadian, dan moralitas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat oleh penguasa.

Baca lebih lajut

Jalan Tengah Aristoteles

Pengaruh besar Aristoteles tersebut tentunya turut membangun tradisi kritik sastra pada masanya. Dengan adanya standar-standar (baik-buruk) yang disusun oleh Aristoteles, dimungkinkan adanya metode kritik yang lebih evaluatif atas karya sastra. Tidak hanya semata-mata menilai karya itu memiliki fungsi didaktis atau tidak, seperti yang dilakukan Plato. Rumusan standar penilaian oleh Aristoteles itu membuka peluang untuk menciptakan kritik yang lebih terukur dan punya dasar yang jelas.

Baca lebih lajut

Plato dan Awal Mula (Karya) Sastra Sebagai Bahan ‘Gosip’

Apa saja kah warisan Plato yang masih mempengaruhi kita hingga saat ini? Yang pertama adalah klaim bahwa filsafat dan sastra memiliki ranah yang berbeda. Mungkin dalam pembedaan Plato tersebut sastra diletakkan di bawah filsafat akan tetapi, seberapapun rendahnya, sastra di titik tersebut tetap dianggap sebagai sebuah tradisi tersendiri dengan logika tersendiri. Ia pun dapat dikaji dengan beberapa sudut pandang seperti sosial dan politik sebagaimana dicontohkan sendiri oleh Plato.

Baca lebih lajut
Pemuatan